METODE
PENELITIAN PENDIDIKAN
DAN
PENGEMBANGAN
Nama saya, Yanna Silvia
Ashari Puteri, saya adalah mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Sumatera
Utara,semester V, saya tertarik membaca buku yang berjudul Metode Penelitian Pendidkan
dan Pengembangan ini, karna di dalam buku ini, semua dibahas metode- metode
yang digunakan dalam penelian, disini saya membuat ringkasan dari buku
tersebut,semoga bermanfaat.
topik bahasan utama Metode Penelitian
Pendidikan dan Pengembangan ini antara lain:
-
Pengetahuan dan
Pendekatan Ilmiah
-
Hakikat penelitian
pendidikan
-
Mengidentifikasi dan
merumuskan masalah
-
Memilih dan menentukan
rancangan penelitian
-
Menentukan populasi dan
sampel penelitian
-
Mengembangkan instrumen
penelitian
-
Teknis analisi data
penelitian
-
Menyusun proposal dan
laporan penelitian
BAB
1
PENDAHUAN
Tugas profesional ini perlu dilakukan secara terencana dan berdasarkan
baik melalui pengalaman mengajar,penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Banyak tantangan yang dihadapi sepanjang melakukan tugas-tugas, terutama yang
berkaitan dengan dua tugas yaitu mengajar dan meneliti. Tugas mengajar menuntut
dosen selalu mengikuti hal-hal yang inovatif,yaitu perlu mengikuti perkembangan
teori belajar dan pembelajaran yang pada gilirannya dosen ditutut lebih proaktif.
Hal kedua, yang perlu mendapat perhatian yaitu melaksakan penelitian dan
mengembangkan karya ilmiah. Dengan demikian kegiatan penelitian dan
menghasilkan karya ilmiah menjadi pengembangan profesional dosen karena
hasil-hasil penelitian dan pemikiran-pemikiran yang disampaikan melalui forum
ilmiah dan pemikiran-pemikiran yang disampaikan melalui forum
ilmiah,seminar,simposium atau bentuk konferensi yang lain menjadi sarana yang
sangat strategis. Hasil penelitian dan pemikiran konseptual yang dituangkan
dalam bentuk referensi atau buku yng akan membantu mahasisw atau orang lain.
Itulah sebabnya, buku Penelitian Pendidikan
dan Pengembangan ini dihadirkan untuk membantu mereka, para dosen dan pembaca
lain untuk dapat dipakai sebagai bahan bacaan atau rujukan. Pada awalnya, yaitu
sekitar 1994 bahwa buku ini dihadirkan untuk memenuhi kegiatan yang dapat
mendukung perkuliahan mahasiswa. Buku ini pada saat itu masih berperan sebagai
bahan ajar di kelas terbatas yang diampu oleh penulis. Setelah melalui
serangkaian perbaikan dan mempertimbangkan masukan-masukan akhirnya buku ini
dihadirkan untuk keperluan sebagai bahan rujukan untuk keperluan perkuliahan
sebagai bahan referensi.
BAB
2
PENGETAHUAN
DAN PENDEKATAN ILMIAH
Dalam
kehidupan sehari-hari, kita sering berhadapan atau menjumpai berbagai hal atau
keadan, objek-objek, benda-benda, peristiwa-peristiwa, dan sebagainya. Kita
menyaksikan segala hal yang ada di sekitar sehingga kita menjadi tahu dan
mengetahui tentang seluk beluk hal tersebut. Segala hal ihwal yang ada di
sekitar kita menjadi informasi atau pengetahuan dan bahkan menjadi bagian dari
pengalaman hidup kita.
Pengetahuan dapat bersumber dari pengalaman
pribadi seseorang setelah seseorang secara empirik memiliki kapasitas untuk
menjelaskan hal ihwal tentang pribadinya,apakah yang berkaitan dengan objek
atau benda atau peristiwa-peristiwa yang ada di sekitarnya. Sebagai contoh
seseorang yang telah lama melakukan suatu tindakan tertentu,misalnya sebagai
petani sukses,biasanya menjalani hidupnya sebagai petani selama bertahun-tahun.
Pengetahuan dan pengalaman hidup itu membentuk diri menjadi sosok petani
sukses. Kita ingin mendapatkan pengetahuan dan pengalaman hidup petani tersebut
sehingga meminta petani tersebutkan menjelaskan pengetahuan dan pengalan
hidupnya. Secara singkat kita katakan bahwa pengetahuan (knowledge) adalah segala
sesuatu yang telah atau diketahui dan kesimpulan yang ditarik dari hal-hal yang
dikenali oleh manusia.
DEFINISI
ILMU PENGETAHUAN
Pengetahuan, berkenaan dengan hal yang
biasa kita ketahui dalam kehidupan sehari-hari, oleh Cohen,dkk.(2007). Pengetahuan
dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang diketahui atau segala sesuatu
yang berkenaan dengan hal (Moliono,dkk,1988). Ilmu pengetahuan merupakan suatu
usaha manusia secara terus menerus dan mendalam dengan menggunakan metode berfikir tertentu. Ilmu
sebagai “sciece” merupakan hasil aktivitas
berfikir atau
kegiatan olah fikir manusia, dan ia bukanlah sekedar produk ang siap
dionsumsikan (Suriasumiantri, 1985). Berkenaan dengan pengertian pengetahuan,
kita sering mengaitkannya dengan ilmu sehingga kita menggunakannya dengan
istilah ilmu atau pengetahuan.
Dalam mendefinisikan ilmu atau ilmu
pengetahuan, menurut Conant ada dua sudut pandang, yaitu sudut pandang yang
bersifat statis dan dinamis. Berdasarkan sudut pandang statis dan dinamis.
Berdasarkan sudut pandang statis,ilmu itu merupakan suatu aktifitas yang
memberikan bantuan atau kontribusi informasi secara sistematik terhadap
dunia luar . Dalam pandangan ini, ilmu
pengetahuan juga diartikan sebagai suatu cara untuk menjelaskan masalah atau
fenomena yang telah diamati. Pandangan statis ini memberikan penekanan pada
pengetahuan yang ada dan kemudian mengembangkannya pada
hukum-hukum,teori-teori, hipotesis-hipotesis, dan prinsip-prinsip yang ada.
Dengan demikian, menurut pandangan atau heuristik ini , dalam ilmu pengetahuan
menekankn skemata konseptual yang saling berkaitan sehingga berguna untuk
penelitian yang akn datang atau penelitian berikutnya.
A.
METODE PENGETAHUAN
Metode pengetahuan ilmiah merupakan salah satu cara yang sangat populer
dan komprehensif sebagaimana para ilmuan memperoleh dan menguji
prinsip-prinsip,hukum-hukum,dan generalisasi. Menurut Dewey, ada empat langkah
pokok dalam proses ilmiah,
1) Identifikasi
suatu masalah.
2) Perumus
hipotesis.
3) Penalaran
dan Dedukasi.
4) Verifikasi,
modifikasi, atau penolakan hipotesis.
Berbagai masalah yang kita hadapi perlu dicarikan jawabannya. Jawaban
yang diberikan bukanlah jawaban yang sudah pasti, melainkan masih bersifat
sementara atau tentatif. Jawaban yang tentatif itu yang biasa kita kenal dengan
hipotesis. Merumuskan hipotesis menjadi langkah penting dalam kaitannya dengan
usaha mendapatkan jawaban yang tepat. Hipotesis itu selanjutnya kita uji
kebenarannya.
Setelah kita mengajukan hipotesis, langkah berikutnya kita perlu
mendapat dukungan teoritik dan rasional. Landasan teori atau pemikiran secara
rasional sebagai dasar untuk pengujian hipotesis yang kita ajukan itu didukung
oleh teori yang ada atau tidak.
Oleh sebab itu, untuk mencari dan menemukan jawaban yang tetap dan
sesuai, maka kita perlu mencari datanya. Data tersebut selanjutnya kita
nalisis, dan berdasarkan hasilnya analisis data itulah kita uji hipotesis yang
telah di ajukan. Kita memverifikasi hipotesis apakah kita terima atau kita
tolak. Apabila hasil data mendukung hipotesis, maka hipotesis kita terima dan
sebaliknya apabila hasil analisis bertentangan atau bertolak belakang, maka
hipotesis kita tolak.
B. SUMBER-SUMBER
PENGETAHUAN
Kita telah melakukan berbagai upaya untuk
mencari kebenaran. Kebenaran yang kita maksud adalah kebenaran menurut akal
sehat manusia dan bersifat relatif, sedangkan kebenaran mutlak bukan wilayah
keilmuan
Berkenaan dengan sumber-sumber pengetahuan dalam
rangka mencari kebenaran itu Ary,lacobs danSorensen mengategorikan menjadi lima
pokok,meliputi
1.
Pengalaman
2.
Otoritas
3.
Penalaran deduktif
4.
Penalaran induktif
5.
Pendekatan ilmiah
C. PENDEKATAN
ILMIAH DALAM PROSES PENELITIAN
Penelitian merupakan penerapan pendekatan
ilmiah pada pengkajian atau studi tentang suatu masalah. Penelitian merupakan
suatu cara yang tepat dan sangat berguna dalam memperoleh informasi yang shahih
dan dapat dipertanggungjawabkan. Tujuan penelitian ilmiah yaitu untuk menemukan
jawaban atas suatu masalah yang berarti dengan melalui pendekatan atau prosedur
ilmiah.
Sebagaimana dikemukakan sebelumnya,jika
pendekatan ilmiah itu kita terapkan untuk menyelidiki masalah pendidikan, maka
hasilnya adalah penelitian pendidikan. Penelitian pendidikan merupakan suatu
cara yang dilakukan dan digunakan oleh para pendidik atau peneliti pendidikan
untuk memperoleh informasi yang signifikan (sangat penting), dan dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah mengenai proses atau kegiatan pendidikan.
D. KARAKTERISTIK
PROSES PENELITIAN
Paparan ini secara lebih detail akan
memaparkan sejumlah sifat yang merupakan ciri-ciri khusus proses penelitian.
Ciri-ciri khusus (karakteristik) proses penelitian (Tuckman, 1988), yaitu :
1.
Sistematis
Penelitian merupakan suatu proses yang
terstruktur, yaitu adanya aturan atau kaidah yang dilakukan secara sistematis
2.
Logis
Penelitian mengikuti suatu sistem yang
menggunakan logika berpikir yang dapat diaplikasikan pada berbagai bidang
keilmuan. Hasil penelitian ini tentu saja jauh dari sekedar intuisi atau yang
menggunakan pengamatan berdasarkan ingatan yang datang dari kepala
“off-the-top-of-the-head” tentang data.
3.
Empiian
Penelitian memiliki suatu acuan yang
berdasarkan realitas. Pengumpulan data dalam penelitian itulah yang menandai
penelitian sebagai suatu proses empiris. Data dikumpulkan dari lapangan, yang
dapat dilakukan melalui pengamatan langsung dan tak langsung.
4.
Reduksi
Seorang peneliti dan penelitiannya
merupakan prosedur analitis terhadap data yang telah dikumpulkan melalui teknik
tertentu. Tujuannya, untuk mengurangi data yang membingungkan atau ketidak
jelasan tentang peristiwa dan objek khusus terhadap hal-hal yang lebih bersifat
umum serta ketegori yang dapat dipahami secara konseptual.
5.Replikasi
Karena hasil penelitian itu direkam,
digeneralisaskan, dan direplikasi (diulang-ulang). Penelitian pada dasarnya
bukan sekedar penghasil pemecahan masalah
sementara, melainkan hasil penelitian dapat dipakai untuk memberikan
pemecahan yang lebih aplikatif
E.
PERTIMBANGAN-PERTIMBANGAN
DALAM PROSES PENELITIAN
Hal-hal yang bersifat etika atau berkenaan
dengan etika merupakan hal yang penting diperhatikan oleh peneliti dalam bidang
pendidikan. Agar penelitian yang kita lakuk olehan tidak melanggar etika kita
perlu memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan etika.
Pertimbang-pertimbangan etika yang harus dipertimbangkan oleh para peneliti
dalam merancang eksperimen penelitiannya dan tidak melanggar hak-hak manusia
menurut Tuckman (1988) sebagai berikut.
1.
Hak Privasi atau
Nonpartisipasi
Pertama
dan terutama, seseorang memiliki hak penuh atau tidak terlibat sama sekali
dalam penelitian. Secara umum, hak untuk mendapat kebebesan menunjuk pada hak
partisipasi atau responden untuk dijaga kerahasiaan berkaitan dengan informasi
yang diberikan.
2.
Hak Tidak Disebut Nama
Para
partisipasi atau responden penelitian memiliki hak untuk tidak menyebutkan namanya,
yaitu hak untuk tidak menyebutkan identitasnya dalam penelitian.
3.
Kerahasiaan
Disamping
perlu memerhatikan kebebasan pribadi dan tanpa menyebut namanya, peneliti juga
harus melindungi kerahasiaan subjec atau responden.
4.
Meminta
Pertanggungjawaban Peneliti
Akhirnya,setiap
subjek atau responden (partisipan) yang dilibatkan dalam penelitian memiliki
hak untuk mengharapkan bahwa peneliti memiliki
F. LANGKAH-LANGKAH
PROSES PENELITIAN
Proses penelitian pada dasarnya memiliki kontribusi terhadap hasil pengetahuan.
Berikut ini disajikan langkah-langkah proses penelitian secara umum.
1. Identifikasi
dan Menentukan Masalah
2. Kajian
Pustaka atau Literatur
3. Menyusun
dan Merumuskan Hipotesis
4. Identifikasi,
Klasifikasi, dan Definisi Operasional Variabel
5. Rancangan
Penelitian
6. Menentukan
Populasi dan Sampel
7. Memilih
dan Pengembangan Instrumen
8. Pengumpulan
Data
9. Pengolahan
dan Analisis Data
10. Interpretasi
dan Diskusi Hasil Penelitian
11. Penyusunan
Laporan Penelitian.
BAB
3
HAKIKAT
PENELITIAN ILMIAH
Kita akan membahas hal-hal yang berkaitan
dengan batasan penelitian, peranan penelitian dalam kegiatan
sehari-hari.Penggunaan istilah penelitian,riset,inkuiri,dan penyelidikan
merupakan istilah yang sering dipakai secara bergantian.
A. BATASAN
PENELITIAN
Penelitian berkenaan dengan aplikasi
pengetahuan metode ilmiah guna memecahkan masalah. Pada masa lalu penelitian
dianggap sebagai suatu aktifitas atau kegiatan yang berhubungan dengan ilmu
pasti yang sangat tinggi yang menuntut keahlian penelitian.
Penelitian atau riset adalah suatu upaya
secara sistematis untuk memberikan jawaban terhadap permasalahan atau fenomena
yang kita hadapi.
Penelitian ilmiah adalah suatu usaha
penyelidikan yang sistematis dan cermat tentang suatu pokok persoalan atau
subjek tertentu untuk menentukan atau memperbaki fakta,teori,atau aplikasi.
BAB
3
HAKIKAT
PENELITIAN PENDIDIKAN
A. BATASAN
PENELITIAN
Penelitian berkenaan dengan aplikasi
pengetahuan metode ilmiah guna memecahkan masalah. Pada masa lalu penelitian
dianggap sebagai suatu aktivitas atau kegian yang berhubungan ilmu pasti yang
sangat tinggi yang menurut keahlian penelitian.
Penelitian atau riset adalah suatu upaya
secara sistematis untuk memberikan jawaban terhadap permasalahan atau fenomena
tyang kita hadapi.
Penelitian ilmiah adalah suatu usaha
penyelidikan yang sistematis dan cermat tentang sesuatu pokok persoalan atau
subjek tertentu untuk menemukan atau memperbaiki fakta,teori, atau aplikasi.
B. PENELITIAN
ILMIAH
Istilah penelitian selalu berkonotasi
dengan kegiatan ilmiah, dan oleh karenanya kedua istilah itu sering digabungkan
menjadi sebuah istilah yaitu penelitian ilmiah. Suatu penelitian ilmiah
bukanlah suatu kegiatan atau aktivitas yang hanya mempersoalkan kepastian,
tetapi ia juga ingin mencari berbagai alternatif jawaban suatu masalah atau
fenomena apakah dalam lingkup sosial maupun masalah-masalah laboratoris.
Pengeahuan
adalah suatu cabang ilmu atau bidang kajian yang berkenaan dengan
prinsip-prinsip umum yang dapat diverifikasi atau dibuktikan kebenarannya
melalui proses atau pengujian secara induktif,deduktif, dan hipotesis.
Penelitian ilmiah adalah suatu usaha penemuan secara cermat dan sistematis
tentang suatu hal untuk mengungkap atau memperbaiki fakta,teori,atau aplikasi.
C. PERAN
PENELITIAN PENDIDIKAN
Penelitian pendidikan merupakan penerapan
atau aplikasi pendekatan ilmiah dalam bidang pendidikan dalam rangka memecahkan
masalah pendidikan,atau lebih khusus berkenaan dengan masalah pembelajaran.
Penelitian pendidikan dimaknai juga
sebagai suatu upaya atau kegiatan ilmiah yang diarahkan kepada pengembangan
pengetahuan ilmiah tentang fenomena, peristiwa-peristiswa, objek-objek yang
menarik perhatian para peneliti dalam ruang lingkup pendidikan. Tujuan
penelitian pendidikan sesuai dengan batasan ini adalah ingin menemukan
prinsip-prinsip umum, atau menafsirkan perilaku-perilaku atau tingkah laku yang
dapat digunakan dalam situasi tertentu untuk mendeskripsikan, menjelaskan,
menerangkan,dan mengendalikan peristiwa atau kejadian dalam lingkup pendidikan.
Pendidikan adalah ilmu seni. Pendidikan
sebagai ilmu berarti dalam usaha pendidikan seorang guru harus menguasai ilmu
pendidikan sehingga ia mampu melaksanakan aktifitas pendidikan,belajar dan
mengajar dengan baik. Seorang pendidik yang tidak tahu teori-teori pendidikan,
maka sulit bagi seorang guru dapat mengajar dengan baik. Pendidikan dapat
dipandang sebagai seni, artinya dalam proses pendidikan setiap pendidik
memiliki caranya sendiri dalam melakukan tugas pendidikan itu. Seorang guru
yang mengajar di depan kelas akan berbeda dengan guru yang lain yang sama-sama
mengajar di kelas itu, walaupun dahulunya teman dalam pendidikan prajabatan.
Perbedaan itu bisa terjadi karena adanya perbedaan latar
belakang,minat,bakat,katakter pribadi, dan sebagainya.
Peran penelitian bagi kehidupan kita,secara
umum dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu mendeskripsikan atau
menjelaskan,membuktikan/memverifikasi dan menghasilkan.
D. PARADIGMA
PENELITIAN:KUANTITATIF-KUANTITATIF
Kuantitatif mendasarkan pada data angka
dalam upaya mengambil keputusan dan pendekatan yang kedua mendasar pada
kata(verbal) dalam membuat keputusan.
1.
Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif sangat erat
kaitannya dengan paradigma positivistik. Para penganut pandangan positivistik
ini berkeyakinan bahwa prinsip dan hukum yang bersifat umumlah yang mengatur
lingkungan kehidupan sosial sebagaimana yang berlaku dalam lingkup fisik.Dengan
demikian, para peneliti yang mengiki aliran positivistik ini mengembangkan
pengetahuan dengan melalui pengumpulan data yang berupa angka-angka berdasarkan
tindakan atau perilaku yang dapat di amati dari sampel dan kemudian mengolah
data tersebut dengan analisis berbentuk angka.
2.
Tipe-tipe Penelitian
Kuantitatif
Tipe atau jenis penelitian yang kita pilih
selalu dikaitkan dengan masalah dan tujuan penelitian yang kita harapan. Tipe
rancangan penelitian menjadi dasar bagi kita sebagai seorang peneliti dalam
melakukan proses penelitian.
3.
Paradiqma
Post-positivistik: Penelitian Kualitatif
Penelitian Kualitatif melihat individu dan
dunianya saling berinteraksi, sehingga satu sama lain tidak saling meniadakan, atau
dengan ungkapan lain bahwa individu tergantung pada lingkungan sosialnya. Kita
sebagai peneliti tidak hanya menyaksikan atau melihat apa yang dilakukan atau
diperbuat oleh subjek, tetapi juga apa yang dilakukan atau diperbuat oleh
subjek,tetapi juga apa yang dipikirkan dan dirasakan. Kita harus berusaha
memahami realitas yang ada.
Penelitian yang menganut pandangan
post-positivistik didasari dengan asumsi bahwa hal yang utama tentang fenomena
sosial dikonstruksi sebagai nterpretasi ini cenderung bersifat tidak tetap dan
situasional. Berkenaan dengan praktek atau
penelitian, permasalahan diungkapkan secara luas dan umum sehingga
partisipasi atau informan dapat mengkonstruk makna dalam suatu situasi, sebuah
makna secara umum dihasilkan melalui diskusi atau interaksi, sebuah makna
secara khusus dihasilkan melalui diskusi atau
interaksi dengan pihak atau orang lain.
Partisipatori atau Advokasi. Penelitian
yang mengikuti paradigma ini menggunakan sudut pandang alternatif,partisipatori
atau advokasi, karena pada post-positivistik menupakan aturan-aturan yang
bersifat struktural dan teori-teori yang tidak memperlakukan individu-individu
atau kelompok-kelompok secara marginal. Prinsip utama pandangan ini bahwa
penelitian perlu melibatkan tindakan untuk melakukan perbaikan yang mungkin
mengubah kehidupan parsitipan atau subjek, lembaga atau institusi dimana mereka
hidup atau tinggal dan kerja.
Pragmatisme. Penelitian yang mengikuti
pandangan pragmatisme ini memiliki banyak format atau bentuk. Penelitian yang
menggunakan pandangan ini memfokuskan pada hasil penelitian, yaitu tindakan,
situasi dan konsekuensi atau akibat dari penelitian, bukannya pada kondisi yang
mendahului. Ada suatu perhatian pada aplikasi, yaitu apa yang dilakukan pada
pemecahan terhadap masalah-masalah. Penelitian mendasarkan pada latar dan
pengalaman pribadinya yang ikut membentuk interpretasi tentang apa yang
diteliti dan ini terkait dengan pengalaman pribadinya.
4.
Karakter Penelitian
Kualitatif
Ada beberapa karakter penelitian
kualitatif, Yin (2011) mengemukakan lima hal penting berkenaan berkenaan dengan
penelitian kualitatif,yaitu :
1.
Mengkaji makna
pengalaman seseorang, dalam situasi kehidupan nyata atau rill
2.
Merepresentasikan
pandangan dan perspektif seseorang (partisipasi) dalam kajian.
3.
Mencakup kondisi
kontekstual di mana seseorang tinggal.
4.
Memberikan pemahaman
tentang sesuatu konsep yang ada atau muncul yang membantu untuk menjelaskan
perilaku sosial manusia
5.
Berusaha untuk
menggunakan berbagai sumber data bukannya mendasarkan pada data tunggal.
Beberapa ahli lain seperti LeCompte dan
Schensual, mengemukakan karakter penelitian sebagai berikut :
a.
Latar alami
b.
Penelitian sebagai
instrumen kunci
c.
Sumber data banyak dan
jamak
d.
Analisis bersifat
induktif
e.
Makna menurut
partisipasi
f.
Penelitian
interpretatif
g.
Pertimbangan holistrik
5.Jenis-jenis
Penelitian Kualitatif
Studi kasus. Study kasus merupakan suatu tipe kajian penelitian
etnografi yang memfokuskan pada suatu objek tunggl, seperti sebuah
program,individu,suatu kelompok,suatu institusi atau lembaga,suatu organisasi.
Tujian studi kasus adalah ingin mendapatkan gambaran dan pemahaman secara
mendalam tentang keseluruhan. Lagipula, suatu studi kasus dapat menghasilkan
data dari generalisasi ke teori.
Etnografi. Studi etnografi merupakan suatu
kajian yang mendalam mengenai perilaku yang terjadi secara alami atau natural
dalam suatu kelompok sosial atau budaya tertentu.
E. GURU SEBAGAI PENELITI
Sebagai seorang guru atau penddik yang
suatu saat harus mengambil suatu keputusan, maka setiap keputusan yang kita
ambil, sebaiknya berdasarkan pada data. Dengan demikian, pekerjaan kita
dilandasi oleh pekerjaan atau tindakan, yaitu data terutama hasil pengamatan di
kelas dan sejumlah pengalaman yang lainnya.
Pada saat mengajar dan melakukan proses
interaksi dengan pebelajar, kita memperoleh sejumlah informasi. Informasi ini
kita identifikasi sebagai suatu data. Data tersebut dapat direkam dan dijadikan
catatan atau dokumen. Setiap aktivitas pembelajaran dapat diidentifikasi
sebagai data dan kita rekam dan kemudian kita analisis. Sejumlah data yang kita
rekam dan analisis,hasilnya dapat dipakai sebagai suatu informasi untuk membuat
keputusan. Berdasarkan keputesan yang kita buat inilah selanjutnya kita peroleh
kesimpulan yang tepat.
1.
Penelitian Tindakan
Kelas
Penelitian tindakan atau yang lebih kita
kenal dengan penelitian tindakan kelas, karena pusat kajiannya berada dalam
lingkup kelas, merupakan istilah yang saat ini sering kita dengarkan,bahkan telah
banyak dipraktikkan.
2.
Penelitian sebagai
Proses Reflektif
Penelitian tindakan kelas dilakukaan oleh
individu(guru yang meneliti) atau sering juga dilakukan secara kolaboratif di
antara peeliti dan guru untuk mencaripemecahan masalah yang dihadapi
sehari-hari di kelas,masalah-masalah atau problema-problema nyata di kelas,atau
untuk mencari cara-cara untuk meningkatkan pembelajaran dan meningkatkan hasil
belajar peserta didik. Selain berkaitan dengan kajian teoretik, penelitian
tindakan kelas ini memungkinkan para guru dan praktis bidang pendidikan menaruh
perhartian pada hal-hal yang ditemui sehari-hari,yang dapat memberikan dampak
dan
membuat
perhatian kita sebagai guru atau praktisi ikut bertanggung jawab dalam membuat
keputusan yang dilakukan sekolah atau lembaga di mana kita terlibat di
dalamnya.
3.
Proses atau Langkah
Penelitian Tindakan Kelas
Dari semua definisi tentang penelitian
tindakan di atas, sesungguhnya menurut Ferrance ada empat hal pokok yang
dicakup,yaitu:
a.
Pemberdayaan seluruh
partisipasi
b.
Kolaborasi melalui
partisipasi
c.
Pemerolehan pengetahuan
d.
Perubahan yan terjadi
Peltol mengemukakan ada lima langkah proses penelitian
tindakan. Kelima langkah yaitu:
a.
Identifikasi masalah
b.
Pengumpulan data
c.
Rencana tindakan
d.
Pelaksanaan tindakan
e.
Assessment hasil
F. EMPAT
TAHAP PENELITIAN
Empat tahap penelitian :
Tahap 1.
Pengumpulan Data
Deskripsi : Apa
yang terjadi? Apa masalahnya? Apakah hal tersebut merupakan sesuatu yang kita
inginkan terjadi? Apakah hal tersebut merupakan sesuatu yang seharusnya
terjadi?
Misalnya :
1)
Apakah si A dapat
membaca
2)
Apakah si B menyenangi
bacaan?
3)
Apakah si C saat ini
mengalami kecemasan dari pada sebelumnya?
4)
Apakah hanya ada
beberapa pebelajar saja yang aktif dikelas ?
Tahap 2.
Validitas Internal
Deskripsi :
Apakah yang menyebabkan hal ini terjadi? Apakah saya yang menyebabkankan hal
tersebut terjadi? Apakah saya dapat mengubah
keadaan tersebut?, misalnya :
1)
Si A dapat lebih baik
dari pada ini. Apakah hal ini karena strategis yang saya terapkan? Atau, apakah
hal tersebut terjadi karena perkembangan yang semakin lebih matang? Atau,apakah
ada faktor lain misalnya orangtuanya akan mengusirnya jika ia kedapatan gagal?
2)
Si B merasa cemas saat
ini. Apakah hal ini disebabkan oleh strategi konsep diri yang saya lakukan atau
ada sebab-sebab lain? Apakah ternyata bahwa pertanyaan-pertanyaan yang saya
ajukan terarah pada sejumlah kecil kelompok pebelajar sehingga menyebabkan
mereka berpaling dari saya?
Tahap 3.
Validitas Eksternal
Apakah hal yang sama akan terjadi dalam
keadaan yang berbeda? Seberapa jauh hasil dapat digeneralisasi? Misalnya :
1)
Apakah program yang
sama yang mengajarkan kepada si A bagaimana membaca membantu ia dalam
mempelajari matematika?
2)
Apakah pembelajaran
konsep diri yang membantu si B juga membantu si C?.
Jika
sang daya ubah sejumlah pertanyaan yang berbeda, apakah saya akan memperoleh
partisipasi intensif dalam diskusi kelas? Jika demikian, seberapa luas sejumlah
pertanyaan baru ini berbeda dari sejumlah pertanyaan yang diajukan sebelumnya?
Tahap 4.
Penelitian Teoritis
Apakah ada hal-hal yang melandasi prinsip
kerja yang dilakukan ?. Misalnya:
1)
Apakah si A semakin
maju karena diajarkan suatu interaksi yang memadai tentang penyimpangan dan
penjadwalan penguatan ?
2)
Apakah anak-anak belajar lebuh baik jika
mereka mengorganisasi bahan-bahan belajarnya daripada mereka menerima infomasi
dalam bentuk terstruktur?
3)
Apakah penguatan instrinsik menghasilkan
pelajar yang lebih efektif dariapada penguatan ekstrinsik?.
Tahap II akan memberikan alat tambahan
yang akan membuat putusan lebih konstruktif. Pada saat ada hubungan kausalitas
yang ditentukan pada level II ini, masih ada ruang gerak bagi kita untuk
meninggkatkan kompleksitas penelitian kita. Pada level ini kita menyadari bahwa
adanya hunbungan sebab akibat, secara internal menjadi alasan untuk membuat
suatu keputusan.
Pada tahap III, validitas eksternal, yang
kita lakukan dengan cara membahasgeneralisasi terhadap temuan-temuan
Penelitian. Level ini mempersyaratkan hal-hal yang terjadi pada level II,
karena jika tidak menunjukkan adanya pengaruh atau hubungan maka tidak ada yang
dapat kita generalisasikan.
Penelitian pada tahap III ini menjadi sangat
urgen manakala kita ingin mengadakan kerja sama tentang hasil penelitian dengan
penelitian lain, atau kita ingin mengadaptasi hasil penelitian lain pada
penelitian kita.
Level IV, yaitu penelitian teoritis.
Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan oleh kebanyakan ilmuan
sosial. Pada level ini peneliti bukan hanya menunjukkan bahwa ada temuan atau
hasil penelitian yang dapat digeneralisasikan terhadap situasi baru, di samping
memberikan landasan landasan teoritis dan menjelaskan tentang mengapa sesuatu
terjadi.