Monday, October 10, 2016

METODE PENELITIAN PENDIDIKAN

METODE PENELITIAN PENDIDIKAN
DAN PENGEMBANGAN
   Nama saya, Yanna Silvia Ashari Puteri, saya adalah mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara,semester V, saya tertarik membaca buku yang berjudul Metode Penelitian Pendidkan dan Pengembangan ini, karna di dalam buku ini, semua dibahas metode- metode yang digunakan dalam penelian, disini saya membuat ringkasan dari buku tersebut,semoga bermanfaat.
 topik bahasan utama Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan ini antara lain:
-          Pengetahuan dan Pendekatan Ilmiah
-          Hakikat penelitian pendidikan
-          Mengidentifikasi dan merumuskan masalah
-          Memilih dan menentukan rancangan penelitian
-          Menentukan populasi dan sampel penelitian
-          Mengembangkan instrumen penelitian
-          Teknis analisi data penelitian
-          Menyusun proposal dan laporan penelitian


BAB 1
PENDAHUAN
     Tugas profesional ini perlu dilakukan secara terencana dan berdasarkan baik melalui pengalaman mengajar,penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Banyak tantangan yang dihadapi sepanjang melakukan tugas-tugas, terutama yang berkaitan dengan dua tugas yaitu mengajar dan meneliti. Tugas mengajar menuntut dosen selalu mengikuti hal-hal yang inovatif,yaitu perlu mengikuti perkembangan teori belajar dan pembelajaran yang pada gilirannya dosen ditutut lebih proaktif.
     Hal kedua, yang perlu mendapat perhatian yaitu melaksakan penelitian dan mengembangkan karya ilmiah. Dengan demikian kegiatan penelitian dan menghasilkan karya ilmiah menjadi pengembangan profesional dosen karena hasil-hasil penelitian dan pemikiran-pemikiran yang disampaikan melalui forum ilmiah dan pemikiran-pemikiran yang disampaikan melalui forum ilmiah,seminar,simposium atau bentuk konferensi yang lain menjadi sarana yang sangat strategis. Hasil penelitian dan pemikiran konseptual yang dituangkan dalam bentuk referensi atau buku yng akan membantu mahasisw atau orang lain.
   

  Itulah sebabnya, buku Penelitian Pendidikan dan Pengembangan ini dihadirkan untuk membantu mereka, para dosen dan pembaca lain untuk dapat dipakai sebagai bahan bacaan atau rujukan. Pada awalnya, yaitu sekitar 1994 bahwa buku ini dihadirkan untuk memenuhi kegiatan yang dapat mendukung perkuliahan mahasiswa. Buku ini pada saat itu masih berperan sebagai bahan ajar di kelas terbatas yang diampu oleh penulis. Setelah melalui serangkaian perbaikan dan mempertimbangkan masukan-masukan akhirnya buku ini dihadirkan untuk keperluan sebagai bahan rujukan untuk keperluan perkuliahan sebagai bahan referensi.


BAB 2
PENGETAHUAN DAN PENDEKATAN ILMIAH
  Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering berhadapan atau menjumpai berbagai hal atau keadan, objek-objek, benda-benda, peristiwa-peristiwa, dan sebagainya. Kita menyaksikan segala hal yang ada di sekitar sehingga kita menjadi tahu dan mengetahui tentang seluk beluk hal tersebut. Segala hal ihwal yang ada di sekitar kita menjadi informasi atau pengetahuan dan bahkan menjadi bagian dari pengalaman hidup kita.
  Pengetahuan dapat bersumber dari pengalaman pribadi seseorang setelah seseorang secara empirik memiliki kapasitas untuk menjelaskan hal ihwal tentang pribadinya,apakah yang berkaitan dengan objek atau benda atau peristiwa-peristiwa yang ada di sekitarnya. Sebagai contoh seseorang yang telah lama melakukan suatu tindakan tertentu,misalnya sebagai petani sukses,biasanya menjalani hidupnya sebagai petani selama bertahun-tahun. Pengetahuan dan pengalaman hidup itu membentuk diri menjadi sosok petani sukses. Kita ingin mendapatkan pengetahuan dan pengalaman hidup petani tersebut sehingga meminta petani tersebutkan menjelaskan pengetahuan dan pengalan hidupnya. Secara singkat kita katakan bahwa pengetahuan (knowledge) adalah segala sesuatu yang telah atau diketahui dan kesimpulan yang ditarik dari hal-hal yang dikenali oleh manusia.

DEFINISI ILMU PENGETAHUAN
     Pengetahuan, berkenaan dengan hal yang biasa kita ketahui dalam kehidupan sehari-hari, oleh Cohen,dkk.(2007). Pengetahuan dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang diketahui atau segala sesuatu yang berkenaan dengan hal (Moliono,dkk,1988). Ilmu pengetahuan merupakan suatu usaha manusia secara terus menerus dan mendalam dengan  menggunakan metode berfikir tertentu. Ilmu sebagai “sciece” merupakan hasil aktivitas


berfikir atau kegiatan olah fikir manusia, dan ia bukanlah sekedar produk ang siap dionsumsikan (Suriasumiantri, 1985). Berkenaan dengan pengertian pengetahuan, kita sering mengaitkannya dengan ilmu sehingga kita menggunakannya dengan istilah ilmu atau pengetahuan.
     Dalam mendefinisikan ilmu atau ilmu pengetahuan, menurut Conant ada dua sudut pandang, yaitu sudut pandang yang bersifat statis dan dinamis. Berdasarkan sudut pandang statis dan dinamis. Berdasarkan sudut pandang statis,ilmu itu merupakan suatu aktifitas yang memberikan bantuan atau kontribusi informasi secara sistematik terhadap dunia  luar . Dalam pandangan ini, ilmu pengetahuan juga diartikan sebagai suatu cara untuk menjelaskan masalah atau fenomena yang telah diamati. Pandangan statis ini memberikan penekanan pada pengetahuan yang ada dan kemudian mengembangkannya pada hukum-hukum,teori-teori, hipotesis-hipotesis, dan prinsip-prinsip yang ada. Dengan demikian, menurut pandangan atau heuristik ini , dalam ilmu pengetahuan menekankn skemata konseptual yang saling berkaitan sehingga berguna untuk penelitian yang akn datang atau penelitian berikutnya.
A.    METODE PENGETAHUAN
     Metode pengetahuan ilmiah merupakan salah satu cara yang sangat populer dan komprehensif sebagaimana para ilmuan memperoleh dan menguji prinsip-prinsip,hukum-hukum,dan generalisasi. Menurut Dewey, ada empat langkah pokok dalam proses ilmiah,
1)      Identifikasi suatu masalah.
2)      Perumus hipotesis.
3)      Penalaran dan Dedukasi.
4)      Verifikasi, modifikasi, atau penolakan hipotesis.
     Berbagai masalah yang kita hadapi perlu dicarikan jawabannya. Jawaban yang diberikan bukanlah jawaban yang sudah pasti, melainkan masih bersifat sementara atau tentatif. Jawaban yang tentatif itu yang biasa kita kenal dengan hipotesis. Merumuskan hipotesis menjadi langkah penting dalam kaitannya dengan usaha mendapatkan jawaban yang tepat. Hipotesis itu selanjutnya kita uji kebenarannya.
     Setelah kita mengajukan hipotesis, langkah berikutnya kita perlu mendapat dukungan teoritik dan rasional. Landasan teori atau pemikiran secara rasional sebagai dasar untuk pengujian hipotesis yang kita ajukan itu didukung oleh teori yang ada atau tidak.
   Oleh sebab itu, untuk mencari dan menemukan jawaban yang tetap dan sesuai, maka kita perlu mencari datanya. Data tersebut selanjutnya kita nalisis, dan berdasarkan hasilnya analisis data itulah kita uji hipotesis yang telah di ajukan. Kita memverifikasi hipotesis apakah kita terima atau kita tolak. Apabila hasil data mendukung hipotesis, maka hipotesis kita terima dan sebaliknya apabila hasil analisis bertentangan atau bertolak belakang, maka hipotesis kita tolak.


B.     SUMBER-SUMBER PENGETAHUAN
     Kita telah melakukan berbagai upaya untuk mencari kebenaran. Kebenaran yang kita maksud adalah kebenaran menurut akal sehat manusia dan bersifat relatif, sedangkan kebenaran mutlak bukan wilayah keilmuan
    Berkenaan dengan sumber-sumber pengetahuan dalam rangka mencari kebenaran itu Ary,lacobs danSorensen mengategorikan menjadi lima pokok,meliputi
1.      Pengalaman
2.      Otoritas
3.      Penalaran deduktif
4.      Penalaran induktif
5.      Pendekatan ilmiah

C.     PENDEKATAN ILMIAH DALAM PROSES PENELITIAN
     Penelitian merupakan penerapan pendekatan ilmiah pada pengkajian atau studi tentang suatu masalah. Penelitian merupakan suatu cara yang tepat dan sangat berguna dalam memperoleh informasi yang shahih dan dapat dipertanggungjawabkan. Tujuan penelitian ilmiah yaitu untuk menemukan jawaban atas suatu masalah yang berarti dengan melalui pendekatan atau prosedur ilmiah.
     Sebagaimana dikemukakan sebelumnya,jika pendekatan ilmiah itu kita terapkan untuk menyelidiki masalah pendidikan, maka hasilnya adalah penelitian pendidikan. Penelitian pendidikan merupakan suatu cara yang dilakukan dan digunakan oleh para pendidik atau peneliti pendidikan untuk memperoleh informasi yang signifikan (sangat penting), dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah mengenai proses atau kegiatan pendidikan.
D.    KARAKTERISTIK PROSES PENELITIAN
 Paparan ini secara lebih detail akan memaparkan sejumlah sifat yang merupakan ciri-ciri khusus proses penelitian. Ciri-ciri khusus (karakteristik) proses penelitian (Tuckman, 1988), yaitu :
1.      Sistematis
    Penelitian merupakan suatu proses yang terstruktur, yaitu adanya aturan atau kaidah yang dilakukan secara sistematis
2.      Logis
     Penelitian mengikuti suatu sistem yang menggunakan logika berpikir yang dapat diaplikasikan pada berbagai bidang keilmuan. Hasil penelitian ini tentu saja jauh dari sekedar intuisi atau yang menggunakan pengamatan berdasarkan ingatan yang datang dari kepala “off-the-top-of-the-head” tentang data.

3.      Empiian
   Penelitian memiliki suatu acuan yang berdasarkan realitas. Pengumpulan data dalam penelitian itulah yang menandai penelitian sebagai suatu proses empiris. Data dikumpulkan dari lapangan, yang dapat dilakukan melalui pengamatan langsung dan tak langsung.
4.      Reduksi
     Seorang peneliti dan penelitiannya merupakan prosedur analitis terhadap data yang telah dikumpulkan melalui teknik tertentu. Tujuannya, untuk mengurangi data yang membingungkan atau ketidak jelasan tentang peristiwa dan objek khusus terhadap hal-hal yang lebih bersifat umum serta ketegori yang dapat dipahami secara konseptual.
    5.Replikasi
    Karena hasil penelitian itu direkam, digeneralisaskan, dan direplikasi (diulang-ulang). Penelitian pada dasarnya bukan sekedar penghasil pemecahan masalah  sementara, melainkan hasil penelitian dapat dipakai untuk memberikan pemecahan yang lebih aplikatif
E.     PERTIMBANGAN-PERTIMBANGAN DALAM PROSES PENELITIAN
     Hal-hal yang bersifat etika atau berkenaan dengan etika merupakan hal yang penting diperhatikan oleh peneliti dalam bidang pendidikan. Agar penelitian yang kita lakuk olehan tidak melanggar etika kita perlu memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan etika. Pertimbang-pertimbangan etika yang harus dipertimbangkan oleh para peneliti dalam merancang eksperimen penelitiannya dan tidak melanggar hak-hak manusia menurut Tuckman (1988) sebagai berikut.
1.      Hak Privasi atau Nonpartisipasi
Pertama dan terutama, seseorang memiliki hak penuh atau tidak terlibat sama sekali dalam penelitian. Secara umum, hak untuk mendapat kebebesan menunjuk pada hak partisipasi atau responden untuk dijaga kerahasiaan berkaitan dengan informasi yang diberikan.
2.      Hak Tidak Disebut Nama
Para partisipasi atau responden penelitian memiliki hak untuk tidak menyebutkan namanya, yaitu hak untuk tidak menyebutkan identitasnya dalam penelitian.
3.      Kerahasiaan
Disamping perlu memerhatikan kebebasan pribadi dan tanpa menyebut namanya, peneliti juga harus melindungi kerahasiaan subjec atau responden.



4.      Meminta Pertanggungjawaban Peneliti
Akhirnya,setiap subjek atau responden (partisipan) yang dilibatkan dalam penelitian memiliki hak untuk mengharapkan bahwa peneliti memiliki
F.      LANGKAH-LANGKAH PROSES PENELITIAN
     Proses penelitian pada dasarnya memiliki kontribusi terhadap hasil pengetahuan. Berikut ini disajikan langkah-langkah proses penelitian secara umum.
1.      Identifikasi dan Menentukan Masalah
2.      Kajian Pustaka atau Literatur
3.      Menyusun dan Merumuskan Hipotesis
4.      Identifikasi, Klasifikasi, dan Definisi Operasional Variabel
5.      Rancangan Penelitian
6.      Menentukan Populasi dan Sampel
7.      Memilih dan Pengembangan Instrumen
8.      Pengumpulan Data
9.      Pengolahan dan Analisis Data
10.  Interpretasi dan Diskusi Hasil Penelitian
11.  Penyusunan Laporan Penelitian.

BAB 3

HAKIKAT PENELITIAN ILMIAH
     Kita akan membahas hal-hal yang berkaitan dengan batasan penelitian, peranan penelitian dalam kegiatan sehari-hari.Penggunaan istilah penelitian,riset,inkuiri,dan penyelidikan merupakan istilah yang sering dipakai secara bergantian.
A.    BATASAN PENELITIAN
     Penelitian berkenaan dengan aplikasi pengetahuan metode ilmiah guna memecahkan masalah. Pada masa lalu penelitian dianggap sebagai suatu aktifitas atau kegiatan yang berhubungan dengan ilmu pasti yang sangat tinggi yang menuntut keahlian penelitian.
     Penelitian atau riset adalah suatu upaya secara sistematis untuk memberikan jawaban terhadap permasalahan atau fenomena yang kita hadapi.
     Penelitian ilmiah adalah suatu usaha penyelidikan yang sistematis dan cermat tentang suatu pokok persoalan atau subjek tertentu untuk menentukan atau memperbaki fakta,teori,atau aplikasi.


BAB 3
HAKIKAT PENELITIAN PENDIDIKAN
A.    BATASAN PENELITIAN
     Penelitian berkenaan dengan aplikasi pengetahuan metode ilmiah guna memecahkan masalah. Pada masa lalu penelitian dianggap sebagai suatu aktivitas atau kegian yang berhubungan ilmu pasti yang sangat tinggi yang menurut keahlian penelitian.
     Penelitian atau riset adalah suatu upaya secara sistematis untuk memberikan jawaban terhadap permasalahan atau fenomena tyang kita hadapi.
    Penelitian ilmiah adalah suatu usaha penyelidikan yang sistematis dan cermat tentang sesuatu pokok persoalan atau subjek tertentu untuk menemukan atau memperbaiki fakta,teori, atau aplikasi.
B.     PENELITIAN ILMIAH
     Istilah penelitian selalu berkonotasi dengan kegiatan ilmiah, dan oleh karenanya kedua istilah itu sering digabungkan menjadi sebuah istilah yaitu penelitian ilmiah. Suatu penelitian ilmiah bukanlah suatu kegiatan atau aktivitas yang hanya mempersoalkan kepastian, tetapi ia juga ingin mencari berbagai alternatif jawaban suatu masalah atau fenomena apakah dalam lingkup sosial maupun masalah-masalah laboratoris.
Pengeahuan adalah suatu cabang ilmu atau bidang kajian yang berkenaan dengan prinsip-prinsip umum yang dapat diverifikasi atau dibuktikan kebenarannya melalui proses atau pengujian secara induktif,deduktif, dan hipotesis. Penelitian ilmiah adalah suatu usaha penemuan secara cermat dan sistematis tentang suatu hal untuk mengungkap atau memperbaiki fakta,teori,atau aplikasi.
C.     PERAN PENELITIAN PENDIDIKAN
     Penelitian pendidikan merupakan penerapan atau aplikasi pendekatan ilmiah dalam bidang pendidikan dalam rangka memecahkan masalah pendidikan,atau lebih khusus berkenaan dengan masalah pembelajaran.
     Penelitian pendidikan dimaknai juga sebagai suatu upaya atau kegiatan ilmiah yang diarahkan kepada pengembangan pengetahuan ilmiah tentang fenomena, peristiwa-peristiswa, objek-objek yang menarik perhatian para peneliti dalam ruang lingkup pendidikan. Tujuan penelitian pendidikan sesuai dengan batasan ini adalah ingin menemukan prinsip-prinsip umum, atau menafsirkan perilaku-perilaku atau tingkah laku yang dapat digunakan dalam situasi tertentu untuk mendeskripsikan, menjelaskan, menerangkan,dan mengendalikan peristiwa atau kejadian dalam lingkup pendidikan.
  
  Pendidikan adalah ilmu seni. Pendidikan sebagai ilmu berarti dalam usaha pendidikan seorang guru harus menguasai ilmu pendidikan sehingga ia mampu melaksanakan aktifitas pendidikan,belajar dan mengajar dengan baik. Seorang pendidik yang tidak tahu teori-teori pendidikan, maka sulit bagi seorang guru dapat mengajar dengan baik. Pendidikan dapat dipandang sebagai seni, artinya dalam proses pendidikan setiap pendidik memiliki caranya sendiri dalam melakukan tugas pendidikan itu. Seorang guru yang mengajar di depan kelas akan berbeda dengan guru yang lain yang sama-sama mengajar di kelas itu, walaupun dahulunya teman dalam pendidikan prajabatan. Perbedaan itu bisa terjadi karena adanya perbedaan latar belakang,minat,bakat,katakter pribadi, dan sebagainya.
    Peran penelitian bagi kehidupan kita,secara umum dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu mendeskripsikan atau menjelaskan,membuktikan/memverifikasi dan menghasilkan.
D.    PARADIGMA PENELITIAN:KUANTITATIF-KUANTITATIF
      Kuantitatif mendasarkan pada data angka dalam upaya mengambil keputusan dan pendekatan yang kedua mendasar pada kata(verbal) dalam membuat keputusan.
1.      Penelitian Kuantitatif
      Penelitian kuantitatif sangat erat kaitannya dengan paradigma positivistik. Para penganut pandangan positivistik ini berkeyakinan bahwa prinsip dan hukum yang bersifat umumlah yang mengatur lingkungan kehidupan sosial sebagaimana yang berlaku dalam lingkup fisik.Dengan demikian, para peneliti yang mengiki aliran positivistik ini mengembangkan pengetahuan dengan melalui pengumpulan data yang berupa angka-angka berdasarkan tindakan atau perilaku yang dapat di amati dari sampel dan kemudian mengolah data tersebut dengan analisis berbentuk angka.
2.      Tipe-tipe Penelitian Kuantitatif
    Tipe atau jenis penelitian yang kita pilih selalu dikaitkan dengan masalah dan tujuan penelitian yang kita harapan. Tipe rancangan penelitian menjadi dasar bagi kita sebagai seorang peneliti dalam melakukan proses penelitian.

3.      Paradiqma Post-positivistik: Penelitian Kualitatif
     Penelitian Kualitatif melihat individu dan dunianya saling berinteraksi, sehingga satu sama lain tidak saling meniadakan, atau dengan ungkapan lain bahwa individu tergantung pada lingkungan sosialnya. Kita sebagai peneliti tidak hanya menyaksikan atau melihat apa yang dilakukan atau diperbuat oleh subjek, tetapi juga apa yang dilakukan atau diperbuat oleh subjek,tetapi juga apa yang dipikirkan dan dirasakan. Kita harus berusaha memahami realitas yang ada.
   

  Penelitian yang menganut pandangan post-positivistik didasari dengan asumsi bahwa hal yang utama tentang fenomena sosial dikonstruksi sebagai nterpretasi ini cenderung bersifat tidak tetap dan situasional. Berkenaan dengan praktek atau  penelitian, permasalahan diungkapkan secara luas dan umum sehingga partisipasi atau informan dapat mengkonstruk makna dalam suatu situasi, sebuah makna secara umum dihasilkan melalui diskusi atau interaksi, sebuah makna secara khusus dihasilkan melalui diskusi atau  interaksi dengan pihak atau orang lain.
      Partisipatori atau Advokasi. Penelitian yang mengikuti paradigma ini menggunakan sudut pandang alternatif,partisipatori atau advokasi, karena pada post-positivistik menupakan aturan-aturan yang bersifat struktural dan teori-teori yang tidak memperlakukan individu-individu atau kelompok-kelompok secara marginal. Prinsip utama pandangan ini bahwa penelitian perlu melibatkan tindakan untuk melakukan perbaikan yang mungkin mengubah kehidupan parsitipan atau subjek, lembaga atau institusi dimana mereka hidup atau tinggal dan kerja.
    Pragmatisme. Penelitian yang mengikuti pandangan pragmatisme ini memiliki banyak format atau bentuk. Penelitian yang menggunakan pandangan ini memfokuskan pada hasil penelitian, yaitu tindakan, situasi dan konsekuensi atau akibat dari penelitian, bukannya pada kondisi yang mendahului. Ada suatu perhatian pada aplikasi, yaitu apa yang dilakukan pada pemecahan terhadap masalah-masalah. Penelitian mendasarkan pada latar dan pengalaman pribadinya yang ikut membentuk interpretasi tentang apa yang diteliti dan ini terkait dengan pengalaman pribadinya.

4.      Karakter Penelitian Kualitatif
     Ada beberapa karakter penelitian kualitatif, Yin (2011) mengemukakan lima hal penting berkenaan berkenaan dengan penelitian kualitatif,yaitu :
1.      Mengkaji makna pengalaman seseorang, dalam situasi kehidupan nyata atau rill
2.      Merepresentasikan pandangan dan perspektif seseorang (partisipasi) dalam kajian.
3.      Mencakup kondisi kontekstual di mana seseorang tinggal.
4.      Memberikan pemahaman tentang sesuatu konsep yang ada atau muncul yang membantu untuk menjelaskan perilaku sosial manusia
5.      Berusaha untuk menggunakan berbagai sumber data bukannya mendasarkan pada data tunggal.
    Beberapa ahli lain seperti LeCompte dan Schensual, mengemukakan karakter penelitian sebagai berikut :
a.       Latar alami
b.      Penelitian sebagai instrumen kunci
c.       Sumber data banyak dan jamak

d.      Analisis bersifat induktif
e.       Makna menurut partisipasi
f.       Penelitian interpretatif
g.      Pertimbangan holistrik
5.Jenis-jenis Penelitian Kualitatif
     Studi kasus. Study kasus  merupakan suatu tipe kajian penelitian etnografi yang memfokuskan pada suatu objek tunggl, seperti sebuah program,individu,suatu kelompok,suatu institusi atau lembaga,suatu organisasi. Tujian studi kasus adalah ingin mendapatkan gambaran dan pemahaman secara mendalam tentang keseluruhan. Lagipula, suatu studi kasus dapat menghasilkan data dari generalisasi ke teori.
    Etnografi. Studi etnografi merupakan suatu kajian yang mendalam mengenai perilaku yang terjadi secara alami atau natural dalam suatu kelompok sosial atau budaya tertentu.
E.      GURU SEBAGAI PENELITI
    Sebagai seorang guru atau penddik yang suatu saat harus mengambil suatu keputusan, maka setiap keputusan yang kita ambil, sebaiknya berdasarkan pada data. Dengan demikian, pekerjaan kita dilandasi oleh pekerjaan atau tindakan, yaitu data terutama hasil pengamatan di kelas dan sejumlah pengalaman yang lainnya.
    Pada saat mengajar dan melakukan proses interaksi dengan pebelajar, kita memperoleh sejumlah informasi. Informasi ini kita identifikasi sebagai suatu data. Data tersebut dapat direkam dan dijadikan catatan atau dokumen. Setiap aktivitas pembelajaran dapat diidentifikasi sebagai data dan kita rekam dan kemudian kita analisis. Sejumlah data yang kita rekam dan analisis,hasilnya dapat dipakai sebagai suatu informasi untuk membuat keputusan. Berdasarkan keputesan yang kita buat inilah selanjutnya kita peroleh kesimpulan yang tepat.
1.      Penelitian Tindakan Kelas
     Penelitian tindakan atau yang lebih kita kenal dengan penelitian tindakan kelas, karena pusat kajiannya berada dalam lingkup kelas, merupakan istilah yang saat ini sering kita dengarkan,bahkan telah banyak dipraktikkan.
2.      Penelitian sebagai Proses Reflektif
     Penelitian tindakan kelas dilakukaan oleh individu(guru yang meneliti) atau sering juga dilakukan secara kolaboratif di antara peeliti dan guru untuk mencaripemecahan masalah yang dihadapi sehari-hari di kelas,masalah-masalah atau problema-problema nyata di kelas,atau untuk mencari cara-cara untuk meningkatkan pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar peserta didik. Selain berkaitan dengan kajian teoretik, penelitian tindakan kelas ini memungkinkan para guru dan praktis bidang pendidikan menaruh perhartian pada hal-hal yang ditemui sehari-hari,yang dapat memberikan dampak dan


membuat perhatian kita sebagai guru atau praktisi ikut bertanggung jawab dalam membuat keputusan yang dilakukan sekolah atau lembaga di mana kita terlibat di dalamnya.
3.      Proses atau Langkah Penelitian Tindakan Kelas
     Dari semua definisi tentang penelitian tindakan di atas, sesungguhnya menurut Ferrance ada empat hal pokok yang dicakup,yaitu:
a.       Pemberdayaan seluruh partisipasi
b.      Kolaborasi melalui partisipasi
c.       Pemerolehan pengetahuan
d.      Perubahan yan terjadi
   Peltol mengemukakan ada lima langkah proses penelitian tindakan. Kelima langkah yaitu:
a.       Identifikasi masalah
b.      Pengumpulan data
c.       Rencana tindakan
d.      Pelaksanaan tindakan
e.       Assessment hasil

F.      EMPAT TAHAP PENELITIAN
 Empat tahap penelitian :
Tahap 1. Pengumpulan Data
Deskripsi : Apa yang terjadi? Apa masalahnya? Apakah hal tersebut merupakan sesuatu yang kita inginkan terjadi? Apakah hal tersebut merupakan sesuatu yang seharusnya terjadi?
Misalnya :
1)      Apakah si A dapat membaca
2)      Apakah si B menyenangi bacaan?
3)      Apakah si C saat ini mengalami kecemasan dari pada sebelumnya?
4)      Apakah hanya ada beberapa pebelajar saja yang aktif dikelas ?
Tahap 2. Validitas Internal
Deskripsi : Apakah yang menyebabkan hal ini terjadi? Apakah saya yang menyebabkankan hal tersebut terjadi?  Apakah saya dapat mengubah keadaan tersebut?, misalnya :

1)      Si A dapat lebih baik dari pada ini. Apakah hal ini karena strategis yang saya terapkan? Atau, apakah hal tersebut terjadi karena perkembangan yang semakin lebih matang? Atau,apakah ada faktor lain misalnya orangtuanya akan mengusirnya jika ia kedapatan gagal?
2)      Si B merasa cemas saat ini. Apakah hal ini disebabkan oleh strategi konsep diri yang saya lakukan atau ada sebab-sebab lain? Apakah ternyata bahwa pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan terarah pada sejumlah kecil kelompok pebelajar sehingga menyebabkan mereka berpaling dari saya?
Tahap 3. Validitas Eksternal
     Apakah hal yang sama akan terjadi dalam keadaan yang berbeda? Seberapa jauh hasil dapat digeneralisasi? Misalnya :
1)      Apakah program yang sama yang mengajarkan kepada si A bagaimana membaca membantu ia dalam mempelajari matematika?
2)      Apakah pembelajaran konsep diri yang membantu si B juga membantu si C?.
Jika sang daya ubah sejumlah pertanyaan yang berbeda, apakah saya akan memperoleh partisipasi intensif dalam diskusi kelas? Jika demikian, seberapa luas sejumlah pertanyaan baru ini berbeda dari sejumlah pertanyaan yang diajukan sebelumnya?
Tahap 4. Penelitian Teoritis
     Apakah ada hal-hal yang melandasi prinsip kerja yang dilakukan ?. Misalnya:
1)      Apakah si A semakin maju karena diajarkan suatu interaksi yang memadai tentang penyimpangan dan penjadwalan penguatan ?
2)       Apakah anak-anak belajar lebuh baik jika mereka mengorganisasi bahan-bahan belajarnya daripada mereka menerima infomasi dalam bentuk terstruktur?
3)       Apakah penguatan instrinsik menghasilkan pelajar yang lebih efektif dariapada penguatan ekstrinsik?.

     Tahap II akan memberikan alat tambahan yang akan membuat putusan lebih konstruktif. Pada saat ada hubungan kausalitas yang ditentukan pada level II ini, masih ada ruang gerak bagi kita untuk meninggkatkan kompleksitas penelitian kita. Pada level ini kita menyadari bahwa adanya hunbungan sebab akibat, secara internal menjadi alasan untuk membuat suatu keputusan.
     Pada tahap III, validitas eksternal, yang kita lakukan dengan cara membahasgeneralisasi terhadap temuan-temuan Penelitian. Level ini mempersyaratkan hal-hal yang terjadi pada level II, karena jika tidak menunjukkan adanya pengaruh atau hubungan maka tidak ada yang dapat kita generalisasikan.
    
  Penelitian pada tahap III ini menjadi sangat urgen manakala kita ingin mengadakan kerja sama tentang hasil penelitian dengan penelitian lain, atau kita ingin mengadaptasi hasil penelitian lain pada penelitian kita.
    Level IV, yaitu penelitian teoritis. Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan oleh kebanyakan ilmuan sosial. Pada level ini peneliti bukan hanya menunjukkan bahwa ada temuan atau hasil penelitian yang dapat digeneralisasikan terhadap situasi baru, di samping memberikan landasan landasan teoritis dan menjelaskan tentang mengapa sesuatu terjadi.